top of page

Kenapa Anda Harus Menghargai Usaha Anak Anda Bukan Bakatnya

  • Writer: eko wahyudi
    eko wahyudi
  • Jun 28, 2024
  • 3 min read

ree

Menarik bukan? Menurut anda bagaimana kira-kira hasilnya?


Penelitian itu dimulai dengan tahap berikut:

Peneliti memilih sekelompok anak-anak dari berbagai usia dan latar belakang yang berbeda. Anak-anak ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama menerima pujian yang berfokus pada kecerdasan atau bakat alami mereka. Misalnya, setelah mereka menyelesaikan tugas atau ujian dengan baik, mereka diberitahu, "Kamu pintar sekali" atau "Kamu sangat berbakat."
Kelompok kedua menerima pujian atas usaha dan kerja keras mereka. Misalnya setelah menyelesaikan tugas mereka di puji seperti : "Wah kamu sudah berusaha keras" dan sejenisnya.Setelah menerima pujian baik yang berfokus pada hasil dan usaha, kedua kelompok tersebut diberikan tugas yang lebih susah.

Peneliti kemudian mengamati bagaimana reaksi mereka terhadap tugas ini.


Ternyata anak-anak yang menerima pujian untuk bakat dan kecerdasan mereka cenderung lebih cepat menyerah dan putus asa saat menghadapi tugas yang lebih sulit. Sebaliknya, anak anak yang menerima pujian untuk usaha dan kerja keras mereka cenderung tidak menyerah dan terus berusaha meskipun menghadapi kesulitan.


ree

Jadi kesimpulannya, memuji kerja keras anak berdampak lebih baik terhadap motivasi dan daya juang si anak dibanding memuji bakat atau kecerdasan mereka.


Kenapa ini terjadi? Menurut peneliti, ini karena pujian yang berfokus pada usaha dan kerja keras secara tidak langsung membantu anak-anak mengembangkan apa yang disebut sebagai growth mindset.


Growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan bisa dikembangkan melalui usaha, latihan, dan kesalahan.


Sebaliknya, pujian yang menekankan pada kecerdasan atau bakat alami cenderung mengembangkan fixed mindset pada anak. Anak-anak dengan fixed mindset percaya bahwa kemampuan mereka adalah sifat bawaan yang tetap dan tidak bisa diubah.


ree

Akibatnya, mereka lebih takut menghadapi tantangan karena takut gagal dan merusak citra "pintar" atau "berbakat" yang telah diberikan kepada mereka.


Jadi jika ingin pujian yang lebih baik untuk buah hati anda, pujilah kerja keras dan usahanya.


Penelitian diatas secara tidak langsung menunjukan perbedaan antara bakat dan usaha. Jika kita merujuk ke ilmu fisika, bakat bersifat statis dan usaha bersifat dinamis.


Bakat bisa dianggap sebagai energi potensial. Ini adalah sesuatu yang dimiliki sejak awal dan bisa memberikan keuntungan dalam situasi tertentu.


Tapi energi ini cenderung tidak berubah atau berkembang jika tidak digunakan.

Misalnya seorang anak yang berbakat dalam bidang musik memiliki energi potensial dalam bidang musik. Tapi bakat ini akan jalan di tempat jika tidak dilatih.

Usaha disisi lain, adalah sebuah energi kinetik.


ree

Ini adalah energi yang dihasilkan dari gerakan yang kita bisa ibaratkan sebagai usaha ataupun kerja keras. Usaha lah yang membuat seseorang terus bergerak, belajar dan berkembang.


Sebagaimana energi kinetik yang terus meningkat seiring dengan usaha yang dilakukan, kemampuan dan ketrampilan seseorang juga akan cenderung berkembang jika mereka terus berusaha.


Maka dalam konteks pengembangan diri, fokus kita harusnya pada usaha bukan bakat. Usaha adalah sebuah elemen dinamis yang menggerakkan kita untuk terus maju dan tentu saja berusaha.


Bakat, jika kita ibaratkan dalam ilmu ekonomi adalah modal awal. Modal ini akan tumbuh jika kita berusaha. Dia tidak akan kemana-mana jika kita tidak berusaha menggunakannnya.


ree

Jika kita ibaratkan dalam dunia berkebun, bakat adalah bibit sedangkan usaha adalah kegiatan seperti menyiram dan memberikan pupuk. Bibit yang baik memang penting, tapi tanpa usaha untuk merawatnya, bibit tersebut tidak akan tumbuh menjadi tanaman yang sehat dan produktif.



Comments


© 2024

bottom of page